Tuesday, October 3, 2006

buying undies


Siapa pun pernah beli undies ato celana dalem. Actually, buying undie is quite fun. It' like you have a little secret no body know (unless u  want to show it off on purpose   and then said ooops! ha ha ha) , but you know you wearing something really good  inside.  Apalagi kalo lagi banyak model yang baru dan bagus.
But, baru sekali seumur idup gw beli undies di ITC. Suatu tempat yang enggak pernah gw bayangkan menjual berbagai jenis undies yang begitu lengkap dan beragam. Enggak kalah dengan di Sogo atau Mark & Spenser. Buat ilustrasi tulisan, hunting deh gw ke ITC Fatmawati sore-sore. Sebenarnya ini jam yang agak salah. Di saat orang mau siap-siap berbuka gw baru datang. Suasana ITC udah agak sepi. Beberapa toko mulai tutup. Kalau pun ada yang buka, penjualnya sibuk menyiapkan menu buka. Setelah berkeliling dan pake nyasar (duuuh gw tuh pasti aja nyasar kalau di ITC. Heran,deh!), ketemu sebuah toko undies yang cukup besar. Tepatnya dibelokan dan dia menjual beragam undies. Seluruh deretan penuh dengan undies, di atas langit-langit digantung kamisol, tank top plus celana bikininya, pijamas dan lingerie-lingerie lainnya. 

 
Ada dua penjaga. Satu sibuk kasak kusuk dengan kantong plastik (gw rasa dia lagi menyiapkan bukaan, deh). Satu lagi berdiri dekat rak undies. Suprise, penjualnya itu cewek muda dengan baju yang sangat tertutup rapat. Pake celana panjang item, kaos lengan panjang dan kepalanya ditutup jilbab. Dia langsung senyum begitu melihat gw mulai memilih-milih celana dalam. 

 
" Cari model apa?"
Hm... gue enggak jawab cuma senyum doang. Males kalee ngejawabnya.
" Ini banyak model dan warnanya." komentarnya dan mulai ikut milih2.
Gw akhirnya enggak tahan nanya, takut kelamaan nyari malah enggak nemu. 

 
"warnanya apa aja? Modelnya cuma mini aja ya?"

" Oooh ini warnanya cuma putih tapi di pantatnya ada tulisan lop (maksudnya love!)"
" Satu ukuran?"
"Iya."
Actually how can people buying one sized fit  all for undies? Are all people in Jakarta  have the same sized of butt?  Anyway, karena ini cuma buat foto doang. Terserah lah, yawGw pun mulai milih2 secara putihnya banyak yang tulisannya luntur gitu.
"Model mini laris lho. Banyak yang pake. Kalau saya sih enggak suka pakai yang mini. Yang biasa aja."
Gubrak!!!

Setelah itu si cewek terus di samping gw sambil menunjukan semua barang dagangannya. Ngomongnya tenang, lancar, datar dan tangannya aktif banget mencarikan berbagai jenis undies yang gw cari. Pembicaraan kita pun makin lama makin 'berani' Belum lagi backsound musik-musik nasyid yang diputer kencang-kencang dari toa membuat suasana makin bizzared.

" Kalo second skin yang warnanya biasa ada gak ?" Gw megang second skin dengan motif hijau army.
"Waah kalo yang itu semuanya modelnya bermotif. Tapi warnanya beda-beda. Ada yang hitam juga. Atasannya juga ada." Si mbak nunjukin tube top motif army warna item.
Halah!
" Yang model lain?"
" Ini mau enggak. Ngebentuk di pantat." si Mbak nunjukin celana yang di bagian belakangnya ada kayak ada dua lekukan seperti telor cepok di pasang di situ. "Nanti bisa ditambahin." (gw rasa maksud dia ditambahin sumpelan kali,ya!)
"Ini juga ada pasangannya," dia mulai nunjuki lagi tube top warna pink.
" Kalo ini motifnya apa aja," gue nunjuk g-string renda-renda.
" Itu banyak. Disebelah sana."
Si Mbak mulai ngajak gw masuk dan berdiri di deretan yang semuanya g-string. Waaah komplit, bo! Mulai dari motif macan warna ungu-hitam, garis-garis, ada yang pake tali, terus ada yang dikasih ring. (duuuh emang model gini ada yang beli ya?). Katanya ini juga banyak yang suka.
Akhirnya gue milih satu yang motifnya paling normal. Garis-garis.
" Yang ini ada enggak yang enggak pake tulisan?" gue nunjuk model boy brief. Tulisan di karetnya buset deh, aneh2 gitu.
" Enggak ada. Semua ada tulisan. Ini bagus, Mbak. Karetnya kuat."
Oke deeeh!
Setelah mengobrak-abrik akhirnya gue menyudahi belanja sore menjelang buka itu. Satu undies harganya 10 ribu. Semua pukul rata dan enggak bisa ditawar. Gw juga enggak niat nawar. Enggak tega . Undies seharga segitu apa enak dipake ya? Total belanjaan gue senilai 50 ribu. Dengan kantong plastik hitam di tangan gue keluar toko. Si mbak, gw lirik sibuk menggantungkan dan melipat semua undies yang udah gw obrak-abrik. Sayup sayup dari toa terdengar suara dari beduk magrib dan suara pengurus ITC yang bilang udah waktunya buka.
This things only happened in Jakarta!!!

8 comments:

  1. huehuehe...
    sebenarnya bisa lebih murah lagi mba mut..
    ada yang 10.000 dapat tiga di melawai.. hahahahahah...

    ReplyDelete
  2. ya, baru dipake sekali, dicuci, trus bolong-bolong ya, zie... :P

    ReplyDelete
  3. iih enggak deh..
    seenggaknya tiga kali pake lah...terus ada benang2 keluar dari sisi-sisinya hahaha..
    emang lo gak pernah beli ya? gw pernah soalnya hahaha.. zamannya msh belum kerja dan kere gitu deh..:D

    ReplyDelete
  4. Yaaa ampun, terus sekali pake jebol kalee.

    ReplyDelete

  5. Dipakenya nyaman enggak sih? di ITC itu gw pegang sama tarik2 kayaknya mengerikan gitu. Ha ha ha ha.

    ReplyDelete
  6. pernah mba mut, beli yang kaya trinzi bilang. 10 rb 3. ga jebol, benang-benang ga ada yang keluar, bahannya ga molor. pokoknya awet banget ma kuat. saking kuatnya setiap abis dipake, ada tanda di sekitar pantat, dan lumayan pedes itu karet.
    saking awetnya ga mau aku pake lagi... sakit, akh!

    ReplyDelete
  7. Ha ha kom, gue rasa itu jenis undies yang penjualnya bilang. Karetnya kuat he he he. Saking kuatnya udah nempel kayak aibon. Enggak perlu dipake, elo jadiin pajangan aja. awet tuh.

    ReplyDelete
  8. wah karet yg bikin tanda di pantat, lama2 bisa jd selulit lho...
    pake gstring kayaknya malah gak ada bekas apa2nya, gw dah coba...

    ReplyDelete